You are here Info Buku
JA slide show

Resensi Buku

Meneladani Laku Kehidupan Sang Nabi

Surel Cetak PDF

Resensi Buku Samudra Keteladanan Muhammad Karya Nurul H. Maarif

Koran Jakarta | Jumat, 23 Juni 2017 | Fajar Kurnianto


Nabi Muhammad adalah sosok agung, gambaran ideal bagi manusia yang ingin menempuh jalan kebaikan dan kemuliaan di tengah problem modernitas yang hampa spiritualitas dan kosong sisi-sisi manusiawinya. Lahir di tanah tandus gersang Mekah, dalam keluarga terhormat, punya garis keturunan dengan orang-orang mulia di masa lalu, Muhammad punya kepekaan sosial yang tinggi terhadap problem-problem yang dihadapi masyarakatnya. Kepekaan yang muncul dari kebeningan batin dan kejernihan pikiran serta keberanian untuk melakukan perubahan secara radikal tata kehidupan sosial dan keagamaan yang telah jauh menyimpang dari nilai-nilai ilahiah dan insaniah.

Tidak ada yang menyangkal bahwa Muhammad adalah tokoh penting dalam sejarah yang mampu membuat perubahan besar di Jazirah Arab kala itu, bahkan dunia, hingga saat ini. Seperti halnya tokoh-tokoh besar agama sebelumnya.

Buku Samudra Keteladanan Muhammad yang ditulis oleh Nurul H. Maarif ini menjadi salah satu dari banyak buku yang memotret kehidupan seorang Muhammad dari sumber-sumber sejarah klasik. Namun, berbeda dengan sejumlah penulis sejarah pada umumnya yang memaparkan kajiannya berdasarkan kronologi, buku ini memotret sejarah Muhammad dari perspektif kemanusiaan atau sisi-sisi manusiawinya. Muhammad tidak semata dilihat sebagai seorang mulia dan suci utusan Tuhan, tetapi juga sosok manusia biasa seperti kita yang biasa bergaul dengan orang-orang di sekitarnya, punya istri, punya anak, punya sahabat, punya pekerjaan, bahkan punya musuh yang selalu mengganggu dan mem-bully-nya.

Di buku ini, Muhammad dilihat dari sisi karakter atau kepribadiannya, serta kebiasaan yang dilakukannya sehari-hari, juga dari sisi kesosokannya yang begitu dekat atau merakyat. Disebutkan, Muhammad dekat dengan orang tanpa membeda-bedakan keyakinan dan kepercayaannya. Dalam perjalanan hijrahnya ke Madinah, ia dituntun oleh seorang penunjuk jalan nonmuslim, bahkan seorang pagan, bernama Abdullah bin Uraiqit Al-Laitsi. Salah satu mertua Muhammad juga adalah seorang Yahudi Bani Quraizhah, bernama Huyay bin Akhtab, ayah Shafiyah, istri Muhammad. Hubungan dengan sang mertua yang nonmuslim ini terus berlanjut layaknya kekerabatan. Dikabarkan, sampai meninggal dunia, Huyay tetap memeluk Yahudi. Waraqah bin Naufal, seorang pendeta Nasrani, adalah sepupu istrinya, Khadijah binti Khuwailid. Dialah yang menjelaskan kepada Muhammad bahwa pengalaman spiritual Muhammad di gua Hira sama seperti pengalaman Musa yang ditemui Namus (Jibril) di masa lalu (hal. 159).

Karakter Muhammad yang menarik juga adalah kecintaan dan kasih-sayangnya terhadap anak yatim. Dikisahkan, ketika Muhammad ke luar rumah untuk mengerjakan salat Idul Fitri, ia melihat anak-anak kecil bermain. Namun, ada satu anak yang tampak memencil dan menyendiri, tidak ikut bermain, malah menangis sedih. Ia pun mendekati sang anak dan menanyainya. Sang anak menjawab bahwa ayahnya mati dalam peperangan, ibunya menikah lagi, rumah dan hartanya diambil-alih sang ibu. Akibatnya, ia tak punya pakaian, lapar dan hanya dapat menangis.

Membaca buku ini, kita seperti melihat wujud nyata seorang Muhammad yang punya karakter amat kuat yang layak diteladani. Kepribadiannya yang baik, jiwanya yang bersih, pemikirannya jernih, luas dan terbuka, membuatnya diakui sebagai manusia terhormat.

Sinar Keteladanan Nabi Muhammad

Surel Cetak PDF

Resensi Buku Samudra Keteladanan Muhammad Karya Nurul H. Maarif

Lampung Pos | Jumat, 23 Juni 2017 | Teguh Afandi


Dalam buku 100 Orang Paling Berpengaruh di Dunia, Michael H. Hart menempatkan Nabi Muhammad sebagai orang paling berpengaruh dengan urutan nomor 1. Meski diakuinya, Heart akan menerima banyak kontroversi atas pemilihan sosok Muhammad tersebut. Namun dalam penjelasannya, bahwa Muhammad dianggap sebagai pemimpin agama yang bahkan ketika sudah wafat, masih ada jutaan ummatnya yang terus mencintai dan mengikuti ajarannya.

Buku Samudra Keteladanan Muhammad ini tidak sekadar merangkum sirah atau sejarah Nabi Muhammad. Namun penulis, merangkum petikan-petikan pelajaran yang bisa kita terapkan di kehidupan sehari-hari. Terlebih di tengah suasana keberagamaan di negeri ini yang mulai sering saling sikut dan sindir kepemahaman. Buku ini mengurai lengkap perjalanan hidup Rasulullah Muhammad SAW sekaligus mengungkap karakteristik dan kepribadiannya. Beliau mampu mengubah wajah dunia yang berperadaban dalam waktu sangat singkat.

Salah satu kisah yang menarik adalah bagaimana Muhammad berperan sebagai penengah ketika terjadi konflik perebutan perihal siapa yang berhak meletakkan hajjar aswad. Kabilah dan suku di Arab merasa lebih unggul dan punya hak sepenuhnya untuk meletakkan batu penting dalam kakbah tersebut. Namun Muhammad memiliki cara lain untuk menyelesaikan konflik tersebut, yakni dengan meletakkan hajjar aswad dalam sebentang kain, dan meminta pemuka setiap kabilah memegang kain dan meletakkan bersama-sama. Dari sinilah, Muhammad kemudian mendapatkan gelar al-amin, Yang terpercaya bahkan sebelum didaulat sebagai Nabi dan oleh kabilah yang kemudian kelak memusuhinya.

Kisah keteladanan Muhammad yang menandakan kesantunan ialah saat Muhammad tentang hukuman bagi pezina yang berada di luar umatnya. Muhammad kembali dipercaya sebagai penengah situasi.

Tak serta-merta beliau bersikap egois karena dipilih sebagai pemutus masalah. Pada kasus pezina di kalangan umat lain, ia ditanya tentang hukuman apa yang layak diberikan. Muhammad SAW pun lantas minta diperdengarkan perihal hukum perilaku tersebut yang terkandung dalam Taurat.

Pribadinya yang bisa dipercaya membuat kaum mana pun tidak sungkan untuk meminta pertolongannya. Pun dengan sifat lainnya seperti lemah lembut dalam bertutur kata, juga selalu mengedepankan musyawarah untuk menyelesaikan persoalan. Karena itu, banyak sahabat dan masyarakat yang nyaman berada di sekeliling Muhammad SAW.

Buku yang ditulis Nurul H Maarif ini juga mengisahkan bagaimana Muhammad SAW tidak hanya menilai seseorang dari satu sisi, harus ada keseimbangan antara dunia dan akhirat yang menjadi tanggungan dari setiap orang. Hal itu disampaikan nabi saat menerima kedatangan rombongan tamu yang berasal dari pedalaman ke Madinah.

Mereka bercerita tentang salah seorang ahli ibadah di daerahnya, salatnya rajin dan khusyuk, iktikafnya tak mengenal waktu, pun dengan zikirnya yang tiada henti. Masyarakat pun menilai kegiatan ritual yang dilakukan orang tersebut sebagai kegiatan paling mulia.

Hal utama yang lantas ditanyakan Muhammad SAW ialah perihal kehidupan dunianya, bagaimana dengan kehidupan dan kecukupan nafkah bagi keluarganya. Mendengar pertanyaan tersebut, rombongan tersebut menjawab merekalah yang menanggung kecukupan hidup keluarga sang ahli ibadah.

Dengan santun dan lembut, Muhammad SAW justru mengucap bahwa mereka (kelompok yang datang kepada Muhammad SAW)-lah yang lebih baik daripada pria yang gemar beribadah tanpa lelah. Rupanya Rasulullah SAW memiliki alasan atas ucapannya. Bagi beliau, apakah jika pria yang selalu beribadah tersebut terbebani oleh urusan dunia seperti anak dan istri, lantas masih tetap bisa tekun beribadah. Selama ini, pria tersebut bisa beribadah dengan nyaman dan tekun karena masyarakatlah yang menciptakan kondisi demikian.

Bagi Rasulullah SAW, harus tetap ada keseimbangan antara dunia dan akhirat, dengan tetap memprioritaskan kepentingan akhirat. Seseorang yang fokus hanya mengejar dunia, otomatis akan melupakan akhirat, pun sebaliknya yang fokus mengejar akhirat telah menyalahi fitrahnya sebagai khalifah yang telah diberi mandat untuk mengelola bumi Allah SWT dengan sebaik-baiknya. Apabila menjadi orang kaya, kekayaannya bisa berguna untuk kepentingan orang banyak. Dan, jika menjadi penguasa, hendaknya kekuasaannya untuk kemaslahatan rakyat.

Sinar Keteladanan

Dalam satu subbab yang berjudul ‘Bagimu Agamamu, Bagiku Agamaku’ diceritakan tentang pertemuan baik Rasulullah SAW dengan orang-orang yang berbeda agama. Mulai kabar kenabiannya yang justru didapat dari dua orang pendeta, yaitu Pendeta Buhaira dan Pendeta Waraqah, Muhammad SAW juga menjadikan sahabatnya seorang nonmuslim sebagai penunjuk jalan saat melakukan hijrah dari Mekah menuju Yatsrib (kemudian disebut Madinah). Hubungannya dengan umat lain berjalan layaknya hubungan kekerabatan, dan dilandasi dengan sikap saling percaya.

Pun dengan rambu-rambu agama Islam yang tidak membenarkan adanya pemaksaan dalam beragama, karena agama merupakan urusan individu. Jika sifat Rasulullah SAW ini bisa diteladani dan diterapkan, hubungan yang harmonis di antara masyarakat akan semakin menguat.

Nabi Muhammad dengan mudahnya membagi kasih sayang pada siapa pun tanpa memandang latar belakang, pun dengan dirinya yang tak pernah marah apabila pribadinya dicaci dan dihina kecuali Islam yang dihina, kerap mendahulukan musyawarah sebagai langkah utama penyelesaian masalah, bukan malah main hakim sendiri. Ia tak sungkan mendengar pendapat orang lain, bahkan yang berbeda keyakinan dengannya.

Buku ini menjadi kaca atas keadaan akhir-akhir ini, di mana orang beragama justru kerap menjatuhkan dan menjelekkan orang lain. Bila Muhammad SAW manusia dengan sinar keteladanan paling terang saja, tak sekali pun mencontohkan perbuatan keji. Lantas dari siapa kita mencontoh sikap kasar dan gemar memaki?

Melestarikan Cerita-cerita yang Nyaris Terlupakan

Surel Cetak PDF

Resensi Buku Indonesia Bercerita Karya Yoana Dianika, Redy Kuswanto, Ruwi Meita, dkk.

Koran Jakarta | Rabu, 07 Juni 2017 | Yudadi BM Tri Nugraheny


Indonesia kaya berbagai ragam budaya, kesenian, makanan, tarian, suku, agama, dan cerita rakyat. Mereka banyak tak terpublikasikan. Salah satunya cerita rakyat. Yang sudah popular seperti cerita Malin Kundang, Bawang Putih dan Bawang Merah, Keong Mas, Legenda Tangkuban Perahu, Danau Toba, dan Timun Mas. Tapi, pernahkan mendengar cerita Mentiko Betuah, Piso Sumalim, Sultan Titisan Bidadari?

Buku Indonesia Bercerita menggali kembali kebudayaan melalui cerita-cerita rakyat yang hampir terlupakan. Mungkin karena kurang populer maka cerita-cerita rakyat ini hampir terlupakan. Banyak pesan moral, maksud, dan tujuan mulia dari kisah-kisah ini. Dari cerita rakyat, pembaca bisa menggali kembali kebudayaan dan peradaban suku-suku bangsa. Kebinekaan terasa lebih nyata terpancar dari cerita rakyat tersebut.

Buku ini merupakan antologi 41 kisah rakyat yang tumbuh dan berkembang dari zaman ke zaman. Buku ini mengajak pembaca berkeliling Nusantara dari Aceh sampai Papua untuk menjelajahi dan mengangkat kisah-kisah yang terlupakan. Para penulis berusaha melestarikan budaya daerah.

Ada kisah awal mula kucing dan anjing memusuhi tikus. Rupanya ini bersumber dari cerita rakyat Aceh: Mentiko Betuah. Alkisah, pasangan raja dan permaisuri Kerajaan Simelue, Aceh, berikhtiar untuk mendapat momongan.

Dengan segala daya, cara, dan upaya pasangan ini pergi ke hulu sungai berdoa agar diberi anak. Halangan dan rintangan diterjang untuk mencapai tempat. Singkat cerita, doa mereka dikabulkan. Sembilan bulan kemudian, permaisuri melahirkan seorang putra bernama Rohib (halaman 2).

Rohib sangat dimanja. Menginjak dewasa, Rohib dikirim ke kota untuk menuntut ilmu. Namun, kebiasaan malas dan manja menghambat belajar. Ia lebih suka berhura-hura. Hingga akhirnya, Raja menyuruh pengawalnya menggantung Rohib karena dirasa tidak berguna (halaman 4).

Namun, permaisuri mencegahnya. Ia mengingatkan dulu mereka bersusah payah mendapatkannya. Singkat cerita, raja memberi sekantung uang pada Rohib dan menyuruhnya berdagang. Suatu hari, Rohib menolong burung yang dianiaya sekelompok anak dan ular yang hampir dibunuh beberapa orang.

Ia menukar dengan uangnya sehingga uangnya habis dan ia sedih. Rohib ketakutan ketika ada ular raksasa bertanya kepadanya. Ular itu berterima kasih karena Rohib telah menyelamatkan penghuni hutan, seperti burung dan ular tadi.

Ia memberikan mustika bernama mentiko betuah yang bisa mengabulkan segala permintaan Rohib. Dia minta uang banyak dan kembali ke istana. Tapi, Rohib ketakutan kehilangan mentiko betuahnya. Ia pergi ke tukang cincin. Namun, tukang cincin menipunya. Rohib minta tolong pada ular raksasa yang kemudian menyuruh anjing, kucing, dan tikus menemukan mentiko itu.

Anjing, kucing, dan tikus bekerja sama untuk mendapatkannya. Namun, tikus licik mengatakan bahwa cincin itu hilang. Anjing dan kucing terus mencari di sungai tempat hilangnya cincin seperti dikatakan tikus. Namun, cincin itu tidak ditemukan. Tikus menyerahkan cincin yang disimpan di mulutnya kepada Rohib dan menerima hadiah. Kucing dan anjing merasa tertipu. Sejak itu, mereka selalu memusuhi kucing.

Dari kisah-kisah yang terlupakan, pembaca bisa belajar banyak nilai moral yang baik. Misalnya berdoa, menolong, berusaha keras, dan belas kasihan. Hal-hal yang kurang baik seperti memanjakan berlebihan, malas, suka berbohong, licik, dan menipu harus dihindari.

Misi Mustahil Menggagalkan Proyek Neraka

Surel Cetak PDF

Resensi Buku The Hades Project Karya Lynn Sholes & Joe Moore

Kabar Madura | Selasa, 21 Maret 2017 | Arinhi Nursecha


COTTON Stone, satu-satunya keturunan Malaikat Terusir yang dimaafkan. Tuhan membuat perjanjian dengan ayahnya, Furmiel, Malaikat Jam Kesebelas. Atas pertobatannya, Furmiel diberi kefanaan dan dianugerahi dua orang putri kembar. Satu putrinya diambil ke surga untuk menggantikan posisi sang ayah. Putri kedua ditakdirkan hidup di bumi dan berjuang atas nama-Nya. Keberadaan Cotten memicu dendam lama Lucifer dan keturunannya, Nephilim, yang menganggap Furmiel pengkhianat.

Cotten bekerja sebagai koresponden senior di Satellite News Network. Ia tengah mewawancarai Presiden Rusia di Katedral Assumption ketika datang serangan membabi buta yang diduga berasal dari pemberontak Chechnya. Cotten dan sang Presiden berhasil menyelamatkan diri usai menembus labirin yang berujung di makam Lenin. Insiden itu dengan cepat melambungkan nama Cotten. Lindsay Jordan, sahabat di kampung halaman meneleponnya penuh kepanikan. Lindsay mengkhawatirkan keselamatan Tera, putri tunggalnya. Cotten berjanji akan datang dalam beberapa minggu, tetapi Lindsay tak bisa menunggu.

“Tera itu… berbeda, Cotten. Aku sudah mengetahuinya sejak dia masih bayi. Spesial. Aku tahu itulah yang dikatakan setiap ibu, tapi Tera benar-benar spesial. Aku tidak bisa menjelaskan semuanya kepadamu di telepon. Aku ingin kau datang ke sini. Menemui Tera. Maka kau akan mengerti.” (Halaman 25)

Cotten mendatangi kediaman Lindsay di Loretto, Kentucky. Namun ibu dan anak itu sudah menghilang, menyisakan banyak keganjilan di rumah mereka. Sedikit petunjuk berasal dari pesan Pastor Albrecht di telepon Lindsay. Di dalam negeri, Presiden memanggil Rizben Mace, pimpinan Departemen Dalam Negeri, dan Phillip Miller, Penasihat Keamanan Nasional, untuk membahas insiden yang terjadi di Rusia. Meski menyimpan dendam pribadi, Mace dan Miller tetap berusaha bersikap professional.

Di tempat lain, Alan Olsen sedang cemas memikirkan Devin, putra semata wayangnya yang menderita genius autis hilang saat menonton pertandingan futbol. Benjamin Ray diam-diam mengatur pembelian kabin dan daerah seluas delapan puluh hektar saat bisnis Presidium Health Care yang dikelola bersama rekannya bangkrut. Agar terbebas dari dakwaan, Ben merekayasa kematian palsu, mengubah identitas menjadi Ben Jackson, dan mengasingkan diri di hutan. Suatu hari Ben melihat seorang anak lelaki korban penculikan tak jauh dari kabinnya. Terdorong rasa penasaran, ia mengikuti jejak si penculik menuju hutan.

Ditemani John Tyler, sahabatnya, Cotten datang menemui Pastor Albrecht. Jawaban sang Pastor membuat mereka waspada. Selama pelarian, celotehan Tera kian terasa tak masuk akal bagi Lindsay. Sementara itu, Ben berhasil menemukan Devin, bocah malang yang dilihatnya tempo hari di hutan. Ben berusaha mengorek informasi lewat Devin. Perlahan segalanya menjadi jelas. Sekelompok orang berusaha mencuri kode Destiny di CyberSys, perusahaan berbasis komputasi kuantum milik Alan. Mereka memanfaatkan kecerdasan Devin untuk meretas kode tersebut dan mencuri thodium, zat langka yang kelak akan digunakan dalam proyek konspirasi skala besar bernama Hades.

“Destiny adalah nama kode untuk apa yang kita harapkan akan menjadi komputer kuantum pertama di seluruh dunia.” (Halaman 204)

Ben berencana kabur bersama Devin. Sayang, harga yang harus dibayar begitu mahal. Kecurigaan Cotten mengarah pada Phillip Miller. Namun bukti penting di tangan Miller lenyap akibat tragedi tak terduga. Kabar tentang Devin sampai juga ke telinga Tera. Mata rantai yang hilang mulai terkuak. Alan merasa kecewa dikhianati oleh orang terdekatnya. Bersama John, Cotten berpacu dengan waktu untuk menemukan Tera dan merebut kembali thodium sebelum kekuatan gelap mendapatkannya.

Paduan fantasi, thriller, dan dogma Kristiani akan membuat pembaca berdebar menahan napas sepanjang halaman. Plot bolak-balik membuat cerita tak mudah ditebak. Novel ini mengingatkan kita pada The Da Vinci Code karya Dan Brown, namun tulisan Sholes dan Moore tetap memikat dengan cara mereka sendiri.

Belajar Kesuksesan dari Permainan Bola

Surel Cetak PDF

Resensi Buku Inspirasi Sukses dari Sepak Bola Karya Iwel Sastra

Wasathon.com | Senin, 27 Februari 2017 | Al Mahfud

Sepak bola bisa dikatakan sebagai jenis olahraga paling populer di dunia. Jutaan orang mencintai olahraga ini. Banyak orang rela membayar tiket yang mahal demi menonton tim kesayangannya bertanding. Orang rela begadang semalam suntuk hanya untuk menonton bola di televisi. Namun, sepak bola tak hanya narasi tentang kepopuleran dan animo masyarakat yang besar. Sepak bola juga menyimpan folosofi dan inspirasi penting untuk meraih kesuksesan dalam hal apa pun. Seperti yang diulas Iwel Sastra dalam buku ini.

Komedian yang juga seorang motivator ini menarasikan sepak bola dari sudut pandang yang unik dan beragam. Dengan bahasa yang renyah dan cenderung jenaka, Iwel mengajak kita memandang dan memahami sepak bola secara lebih luas dan mendalam. Kegemaran pada sepak bola tak hanya terlihat dari keluasan pengetahuan penulis tentang sepak bola. Nuansa sepak bola juga terasa dari konsep sajian pembahasan buku yang terasa seperti dalam sebuah pertandingan sepak bola. Pembahasan dimulai dengan bab berjudul “Babak Pertama” , kemudian “Turun Minum”, “Babak Kedua”, “Perpanjangan Waktu”, sampai “Adu Penalti”.

Di awal, Iwel menarasikan sejarah, perkembangan, dan serba-serbi seputar sepak bola sebagai pengetahuan awal. Kita disuguhi pengetahuan tetang cikal-bakal munculnya olahraga sepak bola sejak abad ke-2 dan ke-3 sebelum Masehi di China. Konon, semasa dinasti Han, orang sudah menggiring bola kulit serta menendangnya ke jaring kecil. Kemudian, pada tahun 1820-an, cikal bakal sepak bola modern mulai terlihat di sekolah umum di Inggris.

Kita juga disuguhi berbagai perkembangan penting tentang olahraga ini. Seperti peraturan baku dalam pertandingan bola yang baru dibuat pada tahun 1863. Salah satu aturan yang baru ditetapkan di tahun tersebut adalah offside. Aturan ini dibuat karena banyak pemain saat itu yang malas menggiring bola dan lebih senang menunggu bola di depan gawang lawan (hlm 11). Di samping itu, ada pula ulasan berbagai kompetisi bola bergengsi di dunia, bisnis sepak bola, gaji pemain bintang, pemain termahal, seputar jersey, fans club, budaya nonton bareng, sampai berbagai kontroversi yang pernah terjadi dalam sejarah sepak bola.

Setelah ulasan tersebut, kita sampai pada ulasan tentang inspirasi dari sepak bola. Di bagian ini, penulis mengajak kita melihat berbagai hal dalam sepak bola yang bisa dijadikan inspirasi atau diadopsi dalam kehidupan, terutama tentang kesuksesan karier dan bisnis. Penulis melihat, sepak bola memuat inspirasi tentang menejemen tim, kemampuan individu, komunikasi, mental juara, dan lain sebagainya. Kita mungkin sudah biasa mendengar motivasi-motivasi sukses semacam kerja keras, disiplin, bermimpi besar, dll.

Inspirasi sukses dari sepak bola tak sekadar berbicara hal-hal tersebut. Hal yang paling menonjol yang bisa dipelajari dari sepak bola adalah pentingnya kerja tim sekaligus kemampuan individu yang baik. Keduanya sama-sama penting dan sangat memengaruhi kualitas sebuah tim. Sebuah tim sepak bola akan kuat apabila setiap pemain memiliki kemampuan individu mumpuni, dan–dengan kemampuan tersebut, bisa bekerja sama secara tim untuk memenangkan pertandingan.

Penulis memberi contoh, pertandingan antara Real Madrid vs Valencia pada 5 Mei 2014, di mana kerja tim Real Madrid sedang tidak baik. Christiano Ronaldo kesal karena tak mendapat operan bola dari Alvaro Morata, padahal Ronaldo dalam kondisi babas. Morata malah melakukan tendangan langsung yang melambung jauh dari sasaran. Meskipun kemampuan individu Ronaldo baik, ia tetap butuh dukungan dari rekan yang lain (hlm 170). Kemampuan individu yang bagus tak membantu jika antar pemain tak ada kerja sama. Begitu juga dalam sebuah perusahaan. Perusahaan yang kuat adalah perusahaan yang berisi karyawan-karyawan dengan kemampuan terbaik di bidang masing-masing dan bekerja sama dalam satu tujuan untuk memajukan perusahaan.

Buku ini menyajikan ulasan tentang sepak bola dengan ringan dan menghibur, namun tetap berisi karena sarat dengan inspirasi dan motivasi kesuksesan. Sepak bola memang tak sekadar perebutan dua kesebelasan untuk menendang bola ke gawang dan mencetak gol paling banyak. Lebih dari itu, dalam membangun tim, latihan, menjalani pertandingan, dan kompetisi, tersimpan hal-hal berharga yang sangat inspiratif untuk dipelajari bersama dan dijadikan pelajaran dalam meniti jalan kesuksesan.

JPAGE_CURRENT_OF_TOTAL