Penaklukan Mesir

BELI DI TOKOPEDIA

BELI DI SHOPEE

DATA BUKU

SINOPSIS

Mesir, seperti disebut oleh sejarawan Yunani Herodotus, adalah hadiah Tuhan, tempat Sungai Nil mengalir menyuburkan tanahnya, membuat peradabannya berkembang maju pada era kuno yang terus bertahan hingga hari ini. Tak heran apabila bangsa-bangsa di sekitarnya melakukan invasi, membuat Mesir bak wilayah yang tak pernah sepi dari perang. Mulai dari invasi pertama oleh Hyksos, Libya, Sargon (Sergon) II, Sanherib, Esarhadon, Asyurbanipal, Nebukadnezar, Cambyses, Alexander Agung, Romawi, Khosraw (Kisra), hingga Muslim-Arab, Tatar, dan pada era modern invasi Prancis, lalu Inggris.

Semua bangsa penginvasi selalu meninggalkan jejak kehancuran dan kekacauan, kecuali bangsa Muslim-Arab. Adalah Amr bin Ash, tokoh Muslim yang telah mengenal seluk-beluk Mesir sebelum Islam, yang membuatnya berhasrat menguasainya ketika pasukan Muslim telah berhasil menaklukkan Irak, Syam, dan Palestina, wilayah yang sangat dekat dengan Mesir. Dan melalui serangkaian diskusi alot lewat surat-menyurat, Khalifah Umar akhirnya mengizinkan Amr untuk menaklukkan tanah firaun tersebut.

Buku ini memberi kita gambaran kronologis dan detail, berdasarkan riwayat-riwayat dan sumber-sumber tepercaya, tentang perjalanan pasukan Muslim menuju Mesir, kisah-kisah dramatis yang terjadi, taktik-taktik serangan yang genius, hingga berhasil menaklukkan Mesir, terutama kota Alexandria yang megah dengan bentengnya yang sangat kuat, dan mengusir Romawi dari sana untuk selama-lamanya.

***

“Salah satu buku sejarah paling menakjubkan, dengan penjelasan yang objektif, menanggapi semua kecurigaan tentang penaklukan Mesir, menyangkal sumber-sumbernya, dan menulisnya dengan cara yang menarik.”

—Goodreads

PENULIS

AHMAD ADIL KAMAL. Ahli sejarah Islam dari Mesir. Lahir tahun 1926. Buku-bukunya sangat banyak dengan tema sejarah Islam, yang sebagian besar telah dicetak beberapa kali. Di antara buku-bukunya: Athlas al-Futûhât al-Islâmiyyah, al-Qâdisiyyah, ath-Tharîq ila al-Madâ’in, Suqûth al-Madâ’in wa Nihâyah ad-Daulah as-Sâsâniyyah, ath-Tharîq ila Dimasyq, dan Athlas Târîkh al-Qahirah.